Batam - Pulau Semakau satu destinasi yang layak untuk dikunjungi, pulau Semakau ini terletak persis berdepanan dengan pulau Semakau Singapura, dua nama yang sama tetapi beda Negara, dan dipisahkan pula oleh Selat Philip.
Disitu tinggal sebuah keluarga pak Pon, keluarga inilah yang menimbus gugu san karang yang tenggelam apabila air pasang naik, dan hanya sedikit saja yang terlihat bila pasang surut.
Melihat matahari terbit dan matahari terbenam dari pulau itu sangat menawan, sambil membakar ikan tangkapan nelayan yang baru saja di tangkap dari laut.Bagi penggemar potographi boleh lah untuk tempat hunting.
Bermalam di pulau itu, jangan lupa bawa tenda karena kita tidur dalam tenda atau selimut tidur di alam terbuka, tidak ada penginapan disitu, hanya ada sebuah surau kecil.
Dari Malaysia, melalui pelabuhan fery Stulang Laut Johor, ditempuh kurang lebih dua jam perjalanan, sampailah kita di Pelabuhan Batam Center.
Masih ada beberapa pelabuhan lagi sebenarnya antara Batam dengan Malaysia malah ada penerbangan langsung dari Subang (Kuala Lumpur) – Hang Nadim (Batam). Tetapi untuk kali ini saya had kan saja Stulang Laut-Batam Center.
Bagusnya berangkat awal dari Stulang Laut, sekitar pukul 06.30 dengan fery pertama atau kedua. Banyak waktu ke pasar, setelah di Batam membeli perlengkapan untuk di bawa ke pulau, yang diperlukan bumbu-bumbu untuk memasak ikan – bagi penggemar ikan- tengah hari habis shalat Juhur di Masjid Raya Batam Center, makan siang di Warung Bu Joko, kita boleh bersiap-siap menuju pelabuhan Senggulung, dari situ naik speed boat 40 HP, tiga puluh menit sampai di pulau hasil cinta pak Pon kepada Isterinya itu.
Pulau ini masuk kecamatan Belakang Padang, tetapi penulis sarankan tidak dari pelabuhan pancung Sekupang, kita naik dari Senggulung kecamatan Bulang.
Karena sebelumnya kita boleh dulu mampir di dua pulau, Bulang Bintang dan Bulang Kebam namanya, kedua pulau ini hanya dipisahkan selat kecil, dulu pulau ini tempat bermastautin Tumenggung Abdul Jamal namanya, perwakilan dari Keslutanan Johor, Riau dan Lingga, nama itu diabadikan jadi stadion oleh raga di Batam.
Boleh juga membeli ikan di tempat pak Haji, pak Haji keturunan China ini, punya kerambah, insyaAllah tersedia ikan setiap saat untuk dibawa ke Semakau dan di bakar malam hari.
Perjalanan yang mengasikkan dengan speed boat meliuk liuk mengelilingi puluhan pulau-pulau kecil yang didiami penduduk asli setempat.
Mandi manda di laut di pantai berpasir yang landai, setelah sebelum nya mengunjungi pulau-pulau yang berdekatan dengan pulau Semakau. Oiya, air tawar nak kena jimat sikit, karena air itu didatangkan dari pulau seberang diangkut dengan sampan.
Tentu nak Tanya berapa biaya untuk kembara ke pulau itu ya.?
Sangat terjangkau, apalagi kita berangkat dengan 7 orang, semuat kapasitas boat yang di charter. (***)
Disitu tinggal sebuah keluarga pak Pon, keluarga inilah yang menimbus gugu san karang yang tenggelam apabila air pasang naik, dan hanya sedikit saja yang terlihat bila pasang surut.
Melihat matahari terbit dan matahari terbenam dari pulau itu sangat menawan, sambil membakar ikan tangkapan nelayan yang baru saja di tangkap dari laut.Bagi penggemar potographi boleh lah untuk tempat hunting.
Bermalam di pulau itu, jangan lupa bawa tenda karena kita tidur dalam tenda atau selimut tidur di alam terbuka, tidak ada penginapan disitu, hanya ada sebuah surau kecil.
Dari Malaysia, melalui pelabuhan fery Stulang Laut Johor, ditempuh kurang lebih dua jam perjalanan, sampailah kita di Pelabuhan Batam Center.
Masih ada beberapa pelabuhan lagi sebenarnya antara Batam dengan Malaysia malah ada penerbangan langsung dari Subang (Kuala Lumpur) – Hang Nadim (Batam). Tetapi untuk kali ini saya had kan saja Stulang Laut-Batam Center.
Bagusnya berangkat awal dari Stulang Laut, sekitar pukul 06.30 dengan fery pertama atau kedua. Banyak waktu ke pasar, setelah di Batam membeli perlengkapan untuk di bawa ke pulau, yang diperlukan bumbu-bumbu untuk memasak ikan – bagi penggemar ikan- tengah hari habis shalat Juhur di Masjid Raya Batam Center, makan siang di Warung Bu Joko, kita boleh bersiap-siap menuju pelabuhan Senggulung, dari situ naik speed boat 40 HP, tiga puluh menit sampai di pulau hasil cinta pak Pon kepada Isterinya itu.
Pulau ini masuk kecamatan Belakang Padang, tetapi penulis sarankan tidak dari pelabuhan pancung Sekupang, kita naik dari Senggulung kecamatan Bulang.
Karena sebelumnya kita boleh dulu mampir di dua pulau, Bulang Bintang dan Bulang Kebam namanya, kedua pulau ini hanya dipisahkan selat kecil, dulu pulau ini tempat bermastautin Tumenggung Abdul Jamal namanya, perwakilan dari Keslutanan Johor, Riau dan Lingga, nama itu diabadikan jadi stadion oleh raga di Batam.
Boleh juga membeli ikan di tempat pak Haji, pak Haji keturunan China ini, punya kerambah, insyaAllah tersedia ikan setiap saat untuk dibawa ke Semakau dan di bakar malam hari.
Perjalanan yang mengasikkan dengan speed boat meliuk liuk mengelilingi puluhan pulau-pulau kecil yang didiami penduduk asli setempat.
Mandi manda di laut di pantai berpasir yang landai, setelah sebelum nya mengunjungi pulau-pulau yang berdekatan dengan pulau Semakau. Oiya, air tawar nak kena jimat sikit, karena air itu didatangkan dari pulau seberang diangkut dengan sampan.
Tentu nak Tanya berapa biaya untuk kembara ke pulau itu ya.?
Sangat terjangkau, apalagi kita berangkat dengan 7 orang, semuat kapasitas boat yang di charter. (***)
Advertisement
0 Response to "Jalan-Jalan ke Batam : Mengunjungi Pulau Semakau."
Post a Comment