Agungnya amalan hati.

Oleh: Mas Imam


Hati manusia adalah organ tubuh yang paling vital. Keberadaan hati menjadi inti anggota badan yang lain. Sabda Rasulullah,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ“
Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah, jika dia baik, maka anggota tubuh akan baik semuanya. Jika dia rusak, maka rusaklah anggota tubuh yang lain. Sesungguhnya itu adalah hati.” (HR al-Bukhari, no. 52 dan Muslim, no. 4178)Demikianlah besarnya peran hati, Karena amalan hati merupakan sesuatu yang agung dan sangat bernilai. Oleh karena itu, edisi kali ini kami mengangkat beberapa amalan hati, yang manusia sering melalaikannya, yaitu:
1. Ikhlas
Ikhlas adalah amalan hati yang paling menentukan, yang paling utama dan inti dari semua amal. Ikhlas adalah hakikat agama dan kunci dakwah para Rasul. Allah berfirman, artinya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” (QS. al-Bayyinah: 5)Dalam ayat yang lain Allah berfirman, artinya, “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).”(QS. az-Zumar: 3)Ikhlas juga adalah inti dan ruh ibadah, ia merupakan inti diterima atau ditolaknya suatu amal, dialah yang mengarahkan jalan keselamatan atau kerugian. Ikhlas yang membawa ke Surga atau Neraka. Ketika ikhlas hilang, maka pintu Neraka terbuka. Merealisasikan ikhlas berarti Surga terbentang untuknya.Ikhlas adalah menjadikan amal senantiasa untuk Allah dan tidak memberikannya kepada selain-Nya.Fudhail bin Iyadh ketika menafsirkan firman Allah, yang artinya, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. al-Mulk: 2)Beliau berkata, “Sesungguhnya suatu amalan jika benar tetapi tidak ikhlas, maka tidak diterima. Dan jika dia ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Amalan diterima jika ikhlas dan benar. Ikhlas hanya untuk Allah semata dan benar sesuai dengan Sunnah Rasulullah, kemudian Fudhail membaca firman Allah, yang artinya, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. al-Kahfi: 110)
2. Tawakal
Tawakal adalah penyandaran hati kepada Allah dalam meraih kemaslahatan dan menghindari semua bahaya dengan melaksanakan sebab-sebab yang dibolehkan syariat. Dari pengertian tawakal ini mengandung dua syarat,Berserah diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya.Melaksanakan sebab-sebab yang diijinkan syariat.Sesungguhnya tawakal merupakan amalan hati yang utama dan sarana ibadah mulia yang bisa mendekatkan diri kepada Allah. Dalam al-Qur’an, perintah bertawakal sangat banyak disebutkan. Cukup kami sebut salah satunya,Allah berfirman, artinya, “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. al-Maidah: 23)Dalam hadits, Rasulullah bersabda
,لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا“
Kalau seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, maka Allah akan memberi rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rizki pada burung, pergi di pagi hari dengan keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, no. 205)
3. Rasa Takut
Rasa takut kepada Allah adalah kewajiban seorang mukmin. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”(QS. Ali Imran: 175)Syaikh as’Sa’di berkata menafsirkan ayat di atas, “Di dalam ayat ini, menunjukan wajibnya takut kepada Allah semata, dan sesungguhnya itu merupakan timbangan keimanan. Oleh karena itu, rasa takut kepada Allah tergantung kepada kadar keimanan seorang hamba.”Masih banyak dalil lainnya baik al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah yang menunjukan wajibnya takut kepada Allah. Adapun kadar kewajiban takut adalah ketika rasa takut itu membawa untuk melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang syariat, juga membuatnya giat melakukan amalan-amalan sunnah serta menjauhi yang makruh dan syubhat.
4. Syukur
Syukur yaitu pengakuan atas nikmat ilahi kepada hamba-Nya dengan mengimani-Nya dalam hati, memuji-Nya dengan lisan, serta menggunakannya dengan anggota tubuh untuk ketaatan dan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman, artinya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)Rasulullah mencontohkan bagaimana bersyukur itu. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah shalat malam hingga kakinya pecah dan berdarah karena lama berdiri. Dikatakan kepada beliau, ‘Kenapa Anda melakukan demikian, bukankah dosa-dosa Anda yang telah lalu maupun yang akan datang telah diampuni?’ Rasulullah menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”(Muttafaqun ‘alaih)Rasulullah juga mengajarkan kepada umatnya sebuah doa untuk menolong kita agar senantiasa bersyukur
,اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ“
Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud, no. 1524)
5. Ridha
Ridha adalah lawan dari benci. Secara istilah ridha terdiri dari dua hal.Pertama, ridha hamba kepada Allah dengan tidak membenci apapun yang terjadi dari takdir-Nya.Kedua, ridha Allah kepada seorang hamba karena melihat hamba tersebut melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
6. Sabar
Amalan hati selanjutnya adalah sabar. Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan selalu bersama Allah. Mereka mendapat kebaikan di dunia dan akhirat, mereka mendapat kemenangan dan nikmat dari Allah baik yang nampak maupun yang tidak dan Allah menjadikan kepemimpinan, bergantung kepada kesabaran dan keyakinan sebagaimana firman Allah, artinya, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. as-Sajdah: 24)
Sabar adalah menahan diri ketika melakukan sesuatu yang diperintahkan atau ketika meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah.Para ulama membagi sabar pada 3 hal,Sabar dalam ketaatan kepada AllahSabar dari bermaksiat kepada AllahSabar terhadap takdir Allah yang menyakitkanDalam al-Qur’an, sabar disebutkan sekitar sembilan puluh ayat. Di antara ayat tersebut salah satunya adalah keberhasilan yang diikat dengan sabar. Allah berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
7.🚪Takwa
Takwa adalah
,الخَوفُ مِنَ الجَلِيلِ، وَالعَمَلُ بِالتَنزِيلِ، وَالقَنَاعَةُ بِالقَلِيلِ ، وَالاِستِعدَادُ لِيَومِ الرَحِيلِ“
Rasa takut kepada yang Tinggi (Allah), Beramal dengan apa yang telah diturunkan (al-Qur’an dan Sunnah), Menerima yang sedikit, dan bersiap untuk menghadapi hari akhir.”Takwa bisa juga berarti
,أَن تَعمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُورِ مِنَ اللهِ، تَرجُو ثَوَابَ اللهِ، وَأَن تَترُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ، عَلىَ نُورٍ مِنَ اللهِ، تَخَافُ عِقَابَ اللهِ“
Engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena mengharapkan pahala dari-Nya dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena takut siksa-Nya.”Demikianlah beberapa contoh amalan hati. semoga memberi manfaat. Wallahu a’lam bish shawab.
Batam, Ahad 1436 H menjelang dzuhur
Sumber: Diterjemahkan secara bebas dan ringkas dari kitab, “Silsilah A’maalil Quluub (Syamilah),” penulis Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid]

Advertisement

0 Response to "Agungnya amalan hati."

Post a Comment