Tim Buletin Jumat bersama Prof.DR Winai Dahla di Chulalongkorn University Bangkok Thailand |
TAK diduga, Thailand yang berpenduduk hampir 90 persen beragama Budha memiliki pusat pengkajian makanan halal yang diklaim majalah Malaysia adalah satu-satunya di dunia.
Adalah Prof.Winai Dahlan – Direktur The Halal Science Center, Chulalongkorn University Bangkok, menerima kami tim Buletin Jumat, saat berkunjung kesana, beberapa waktu yang lalu.
DR Winai yang juga Dekan Fakultas Kesehatan ini menyambut baik kedatangan kami dan membawa secara langsung untuk meninjau pusat kajian halal yang dipimpinnya.
Sebelum masuk di ruangan Winai, kami telah melewati gedung pusat pengkajian ini. Namun, gedung yang tidak sebe berapa besar yakni sekira 20×30 meter ini menyimpan peralatan yang modern dan cangih untuk mengidentifikasi status makanan apakah halal atau tidak.
Winai yang didampingi para staf menjelaskan secara singkat latar belakang berdirinya pusat kajian halal ini.
”Saya berpikir apa yang bisa saya buat untuk dunia Islam dengan ilmu yang dianugrahkan kepada saya,” ujar putra Irfan Dahlan cucu KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah ini.
Tak disangka dengan berpikiran sederhana, pusat kajian yang berdiri sejak 1995 ini menjadi pusat kajian pertama di dunia. Pusat kajian halal ini menyediakan servis untuk menganalisa tentang halal dan najis dengan menggunakan instrumen ilmiah. Beberapa alat-alat dengan teknologi canggih pun untuk mendukung proses analisis.
Untuk menguji apakah makanan mengandung alkohol maka digunakan alat Gas-Liquid Chromatography (GLC). ”Alat ini mampu menganalisa kandungan kimia yang kompleks dalam makanan selain kandungan alkohol,” ujar salah satu staf The Halal Science Center, Chulalongkorn University Bangkok.
Selanjutnya juga terdapat alat Gas Chrmatography Coupled with Mass Spectometry (GC-MS) yang mampu mengetahui kandungan organik yang terdapat dalam makanan.
Selain itu, alat ini mampu mengidentifikasi kandungan lemak yang ada dalam makanan. Masing-masing alat yang diperlihatkan kepada kami berukuran kecil. Namun ternyata alat yang kesemuanya menggunakan teknologi komputer ini memiliki kemampuan yang lebih untuk menganalisa kandungan yang terdapat dalam makanan. Alat yang serupa juga dapat menganalisa molekul organik dalam makanan yang tidak dapat dianalisa oleh GC analisis.
Satu lagi, alat ini dinamakan Liquid Chromatography yang mampu menganalisa kandungan peptin, sakarin atau pemanis buatan yang terdapat dalam makanan. Bukan hanya kandungan yang ada dalam makanan. Untuk menganalisa kandungan merkuri yang terdapat dalam kosmetik atau sabun pun tersedia di sini. Namanya, Inductively Coupled Plasma Spetrometry.
Nah ini, salah satu alat yang termahal ada di ruangan yang berukuran 2×2 meter. Harganya mencapai 500.000 dolar US (lima ratus ribu dolar AS) atau sekitar Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
Alat yang dinamakan Real Time Polymerase Chain Reaction ini mampu menganalisa DNA binatang dalam produk makanan apa itu berasal dari babi, sapi maupun bebek.
Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) merupakan alat yang cocok untuk menganalisa produk terutama yang mengandung minyak seperti minyak babi. Alat yang menggunakan teknik infra merah ini merupakan cara yang murah dan cepat untuk mengidentifikasi material organic.
Dengan berbagai alat dan kesungguhan untuk melaksanakan kajian tentang halal maka The Halal Science Center, Chulalongkorn University Bangkok telah mengkaji lebih dari sepuluh ribu produk yang direkomendasikan untuk dimintakan fatwa Majelis Ulama setempat. Selain itu, kerja sama dengan lembaga sejenis dan perusahaan telah dilakukan untuk memajukan pangsa pasar makanan halal di dunia. (***)
Advertisement
0 Response to "The Halal Science Center Chulalongkorn University Bangkok. Ada DR Winai Dahlan disitu."
Post a Comment