Bagaimana Mengetahui DNA Babi Pada Makanan ?


HITUNGAN secara kasar, Indonesia lebih 80  % penduduknya Muslim, kalau sekarang mendekati jumlah 300 juta orang, berarti ada sekitar  240 juta yang tidak mengkonsumsi Babi.
Sementara di Cina,  1,5 miliar orang, diperkirakan diseluruh negeri komunis itu ada 50 juta orang  yang muslim.

Di Thailand pula hampir lima juta yang bergama Islam dari sekitar 70 juta orang. Chulongkorn satu Un iversity di Bangkok, tujuh  thn yg lalu mereka telah memiliki laboratorium untuk mengetahui dna Babi yang terdapat dalam makanan.

Laboratorium terlengkap di Dunia ini, tak lepas dari peran seorang Muslim, yaitu Prof. DR. Winai Dahlan, kakenya berasal dari Indonesia, pendiri Muhammadiyah alm. KH Ahmad Dahlan.

Di Malaysia, 40 peratus kaum muslimin dari sekitar 26 juta orang penduduknya,  negeri melayu ini pun sangat peduli dengan makanan halal.

Di Cina orang lebih percaya, sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Malaysia ketimbang dari negara lain, JAKIM adalah lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat Halal di Malaysia.

Pekan ini, dua produk ternama dan terlaris asal negeri Prancis didapati mengandung DNA Babi di Malaysia, padahal sudah bersertifikat halal lho  dari JAKIM.  Dua jenis cokelat itu yakni Cokelat Susu dengan Kacang Hazel (Cadbury Dairy Milk Hazelnut) dan Coklat Susu dengan Buah Badam (Cadbury Dairy Milk Roast Almond) terdapat DNA khinzir (porcine). Porcine adalah bahan yang berasal dari enzim babi.

Dilansir dari Bernama, Ahad (24/5), DNA porcine tersebut diketahui Kementerian Kesehatan dalam sampel coklat susu dengan kacang Hazel bernomor kelompok (batch no) NO200813M01H I2 dengan tanggal kadaluarsa 13 Nov 2014;  dan satu lagi coklat susu dengan buah badam dengan nombor kelompok 221013N01R I1 dan tanggal kadaluarsa 15 Jan 2015. Jadi ada tiga produk sampel dua mengandung dna Babi.

Saat mengumumkan laporan tersebut pada Sabtu lalu, Ketua Pengarah Kesihatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah berkata analisis terhadap Cadbury Dairy Milk Chocolate bagaimanapun tidak menemui kandungan DNA tersebut.

Bagaimana mereka tahu maka nan itu mengandung DNA Babi?
Ya harus memiliki Laboratorium. Memeriksa DNA itu tidak bisa dengan mata. Di Indonesia negara terbesar Muslimnya ini tidak mempunyai laboratorium itu, LP POM MUI memeriksa makanan halal hanya mengandalkan listing, listing daftar nama-nama bahan makanan dan bumbu masak yang diberikan oleh para pengusaha kepada badan pemeriksa LP POM.

Indonesia pun hingga kehari ini sedang sibuk mengurusi calon presiden, dan korupsi, sudah hampir 10 tahun belum tuntas juga, siapa yang berhak mengeluarkan sertifikat halal, apakah Departemen Agama, atau masih tetap  MUI, melalui LP POM nya.

Masih ingat kasus Ajinomoto belasan tahun yang lalu, katalisator untuk merubah gula tebu, tidak terdeteksi unsur babinya lagi, begitu pun dengan suntik meninghitis, untuk para jemaah haji. Kalau bukan karena laporan dari petugas (orang dalam) kasus ini tidak terkuak ke masyarakat.

Apalagi tanpa laboratorium, hanya mengandalkan listing, padahal bahan tambahan pada daftar yang disodorkan pengusaha itu juga belum jelas asal usul nya. Ironis, dana haji untuk korupsi bisa beli puluhan alat untuk mendeteksi dna babi.

Memang untuk  kasus tertentu tidak memerlukan Laboratorium seperti pemotongan ternak, ayam, sapi misalnya.  Tetapi kita tetap memerlukan laboratorium yang memadai, seperti test dna, sehingga dengan cepat kandungan babi dapat terdeteksi. (imbalo)

Advertisement

0 Response to "Bagaimana Mengetahui DNA Babi Pada Makanan ?"

Post a Comment