Tentara ini cekatan membawa boat cekatan juga menggunakan senjata |
Tiba di Lebak, berganti kenderaan lain menuju pinggiran pantai, ada pelabuhan kecil diperkampungan nelayan, tak lama menunggu sebuah boat khas Filipina membawa kami.
Dan perjalanan dilanjutkan melalui laut, dengan boat, menyusuri sungai lumayan panjang, di kiri kanan nyiur melambai disela-sela perumahan penduduk setempat, terlihat kubah-kubah masjid kecil, kami memasuki lautan lepas membentar gelombang lumayan tinggi , air laut berwarna biru, jernih. Naik boat bermesin dan memiliki layar -angin cukup kencang layar dikembangkan- ini hampir dua jam lamanya, kami tiba di camp yang cukup terkenal itu. baca : Islam di Filipina : Mengunjungi Camp Army MNLF Laguitan (1)
Dari jauh tidak ada tanda - tanda bahwa tempat yang kami tuju ada camp, dan boat tidak bisa langsung kedarat, tidak ada dermaga di teluk Laguitan yang indah itu.
Bibir pantai landai, berpasir lembut kami jejaki, sebelumnya beberapa orang berbadan tegap yang bersama kami turun ke laut, sebatas pinggang, menarik boat ke darat.
Dari jauh terlihat Datu Randy orang nomor satu di camp army MNLF Laguitan, menyongsong kedatangan kami. Rupanya Dia sudah sampai sejam yang lalu melalui jalan darat dengan mobil nya.
Camp army dikelilingi bebukitan cukup tinggi dan terjal, agak sulit kenderaan roda empat masuk ke camp itu, karena belum ada akses dari jalan raya. Kini pemerintah otonomi Islam Mindanao, mulai membangun jalan raya, masuk ke camp itu, tetapi belum selesai lagi.
Anugerah Ilahi di bumi Fi Amanillah
Di areal camp, pemandangannya yang cukup indah, sampai ke puncak bukit terlihat tanaman jagung subur menghijau. Kami disuguhi makanan yang terbuat dari ubi kayu diparut dan dipanggang, ada rasa garam sedi kit, lumayan lezat.
Datu Randy membawa kami mengelilingi areal camp, menunjukkan bangunan camp yang sudah selesai dan yang sedang dalam renovasi. Di perairan teluk itupun ada budi daya ikan dalam kerambah.
Teluk yang mengahadap langsung ke laut Sulu ini, berair jernih, pohon kelapa sepanjang garis pantainya indah terlihat.
Pantaslah Mindanao sulit ditaklukkan. Masyarakatnya tidak harus hidup tergantung dari ekonomi luar sebagaimana tutur Datu Randy.
“Ini kuda kesayangan saya”.ujar Datu yang cekatan membawa kenderaan dijalanan berliku.
Datu yang semua orang kenal dan hormat ini, Dialah yang menyetir kenderaan membawa kami sampai di Lebak tadi. Beliaupun ahli menunggang Kuda. Dan kuda adalah kenderaan utama untuk mengangkut hasil tanaman di pebukitan, nyaris diseluruh Mindanao.
Otonomi khusus, Mindanao Flipina Selatan, mereka mengejar ketinggalan.
“Silahkan datang berkunjung, InsyaAllah Aman”. jamin Datu Randy kepada kami. (***)
Advertisement
0 Response to "Islam di Filipina : Mengunjungi Camp Army MNLF Laguitan (2)"
Post a Comment