Penulis bersama Datu Randy |
Filipina-- Satu Camp Army Moro National Liberation Front terletak di Laugitan, Cotabatu. Cotabatu adalah salah satu kota di Filipina yang terletak di Mindanao.
Dari ibukota Filipina Manila ke Cotabatu, melalui udara penerbangan di tempuh lebih dari dua jam. Cotabatu disebut juga Kuta Watu atau Kota Batu, kalau kita lihat memang dikelilingi bukit berbatu.
Kota ini eksklave dari Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM). Dulu Cotabatu adalah ibukota provinsi, sekarang provinsi Maguindanao.
Sejarah panjang Cotabatu di abad ke 15, adalah pusat kerajaan dibawah ke-Sultan-an Dipatuan Kudarat. Islam adalah Agama resmi kerajaan itu.
Spanyol menjajah Filipina, mendirikan sebuah pos militer di tempat yang sekarang bernama Baranggay Tamontaka, salah satu pemukiman Kristen awal didirikan di Selatan Filipina sekitar tahun 1870.
Menjadi tamu MNLF
Tengah hari itu kami tiba di Lapangan Terbang Cotabatu, dijeput minibus langsung dari pintu khusus, tidak melalui pintu kedatangan pemeriksaan. Lapangan terbang ini adalah lapangan terbang militer, terlihat jejeran pesawat terbang dan kelengkapan kenderaan bermotor perang lainnya.
Sepanjang perjalan, dari mulai keluar lapangan terbang hingga memasuki kota ada beberapa sekatan jalan raya dengan kawat berduri dan tentara berjaga terlihat dengan senapan laras panjang terhus, kami lalui begitu saja, mungkin karena minibus yang membawa kami sudah dikenal pasti.
Suasana ini terasa persis seperti di Selatan Thailand (Patani-Yala- Narathiwat), dan sama pula dengan di Xinjiang Urumqi China, saat DOM di Aceh Indonesia.
Kami tiba di Hotel Al-Nor, hotel baru saja di resmikan, telah menunggu staf dari Gubernuran menyambut kami.
Keesokan harinya, dengan Toyota setengah kabin, kami meninggalkan Cotabatu, menuju satu tempat yang bernama Laguitan. Begitu juga sekatan jalan raya, seperti di Cotabatu, sepanjang jalan memasuki kot-kota kecil yang kami lalui, sekatan ini pun masih terlihat.
Tujuan kami adalah Camp Army Moro National Liberation Front (MNLF) Dari Cotabatu ke Camp MNLF Laguitan, kami harus berhenti di Lebak, setelah lebih tiga jam perjalanan dengan jalan yang berliku menyusuri jalan berbukitan. Mungkin melihat kondisi rekan kami yang tak sanggup dengan medan jalanan seperti itu, dan mabuk muntah lagi. ..... Islam di Filipina : Mengunjungi Camp Army MNLF Laguitan (2)
Advertisement
0 Response to "Islam di Filipina : Mengunjungi Camp Army MNLF Laguitan (1)"
Post a Comment