Menyegarkan kembali ingatan kita atas kafirnya rafidhah (syiah)

Oleh : Mas Imam. 

Kafirnya Syiah Menurut Ulama Terdahulu dan 4 Madzhab

Berikut ini fatwa para Imam Ahlus Sunnah terhadap orang-orang yang mencela, memaki, hingga mengkafirkan para sahabat nabi. Dalam sejarah ada tiga golongan yang mencela para sahabat nabi. Pertama, golongan syiah yang telah mencela umumnya sahabat nabi, bahkan mengkafirkan umumnya para sahabat, kecuali Miqdad, Abu Dzar, dan Salman Al Farisi. Kedua , golongan khawarij yang telah mengkafirkan Ali, Muawiyah, Abu Musa, Amr bin Al ‘Ash, dan ketiga, golongan nashibi yang telah menghina Ali, Fathimah, dan keturunannya.
Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah
Berikut ini keterangannya:
قيل للحسن - رضي الله عنه -: «يا أبا سعيد، إن هاهنا قوماً يشتمون أو يلعنون معاوية و ابن الزبير». فقال: «على أولئك الذين يلعنون، لعنة الله
Ditanyakan kepada Al Hasan Radhiallahu ‘Anhu : “Wahai Abu Sa’id, di sini ada kaum yang suka mencela dan melaknat Mu’awiyah dan Ibnuz Zubeir.” Beliau menjawab: “Atas merekalah laknat Allah itu.” (Ibnu ‘Asakir, At Tarikh, , 59/206)
Imam Malik bin Anas Rahimahullah
Imam Malik mengomentari ayat: Liyaghizhabihimul kuffar (adanya sahabat nabi membuat orang-orang kafir marah):
ومن هذه الآية انتزع الإمام مالك -رحمه الله، في رواية عنه-بتكفير الروافض الذين يبغضون الصحابة، قال: لأنهم يغيظونهم، ومن غاظ الصحابة فهو كافر لهذه الآية. ووافقه طائفة من العلماء على ذلك. والأحاديث في فضائل الصحابة والنهي عن التعرض لهم بمساءة كثيرة ، ويكفيهم ثناء الله عليهم، ورضاه عنهم.
Dari ayat ini, Imam Malik Rahimahullah –dalam sebuah riwayat darinya- memutuskan kafirnya kaum rafidhah, orang-orang yang membenci para sahabat. Beliau berkata: “Karena mereka murka terhadap para sahabat, maka itu adalah kafir menurut ayat ini.” Segolongan ulama menyetujui pendapat ini. Dan telah banyak hadits tentang keutamaan para sahabat dan larangan mencela mereka dengan keburukan, cukuplah bagi mereka pujian dari Allah dan keridhaanNya bagi mereka. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/362)
Imam Abu Zur’ah Rahimahullah
Beliau berkata:
فإذا رأيت الرجل ينتقص أحداً من أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فاعلم أنّه زنديق
Jika kamu melihat seorang laki-laki yang mencela satu saja sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ketahuilah bahwa orang itu adalah zindiq! (Al Kifayah Lil Khathib Al Baghdadi, Hal. 97)
Imam Al Qurthubi Rahimahullah
Beliau berkata:
لقد أحسن مالك في مقالته و أصاب في تأويله، فمن نقص واحداً منهم أو طعن عليه في روايته فقد ردَّ على الله رب العالمين و أبطل شرائع المسلمين
Alangkah bagusnya perkataan Imam Malik dan benarlah ta’wilnya itu, bahwa barang siapa yang mencederai satu saja di antara mereka (para sahabat), atau menyerang mereka pada riwayat riwayat yang di bawa oleh mereka, maka sama saja telah membantah Allah Rabb semesta alam dan membatalkan syariat kaum muslimin. (Tafsir Al Qurthubi, 16/297)
Sebab berbagai syariat yang ada dan dilakukan oleh mayoritas umat Islam karena berasal dari periwayatan para sahabat nabi, maka apa jadinya jika para sahabat dicela bahkan dikafirkan? Tentu sama saja menganggap mereka tidak pantas membawa riwayat tersebut, dan gugurlah berbagai macam syariat tersebut.
Imam Al Auza’i Rahimahullah
Beliau berkata:
من شتم أبا بكر الصديق - رضي الله عنه - فقد ارتد عن دينه و أباح دمه
Barang siapa yang mencela Abu Bakar As Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu, maka dia telah murtad dari agamanya dan halal darahnya (maksudnya boleh dihukum mati, pen). (Syarh Al Ibanah, Hal. 161)
Imam Ali Al Qari Rahimahullah
Beliau berkata:
و أما من سبَّ أحداً من الصحابة فهو فاسق و مبتدع بالإجماع، إلا إذا اعتقد أنه مباح، كما عليه بعض الشيعة و أصحابهم، أو يترتب عليه ثواب، كما هو دأب كلامهم، أو اعتقد كفر الصحابة و أهل السنة، فإنه كافر بالإجماع

Ada pun barang siapa yang mencela seorang saja dari sahabat nabi, maka dia fasik dan mubtadi’ (pelaku bid’ah) menurut ijma’, - kecuali jika orang itu meyakini mencela sahabat itu boleh sebagaimana yang diyakini sebagian syiah dan para pengikutnya, atau yang meyakini bahwa mencela para sahabat akan mendapatkan pahala seperti yang biasa mereka katakan, atau meyakini bahwa para sahabat dan ahlus sunah adalah kafir- maka orang itu adalah kafir menurut ijma’. (Syammul ‘Awaridh fi Dzammir Rawafidh, Hal. 16. Masih Manuskrip)
Al Qadhi Abu Ya’la Rahimahullah
Beliau berkata:
من قذف عائشة بما برأها الله منه كفر بلا خلاف. و قد حكى الإجماع على هذا غير واحد، و صرّح غير واحد من الأئمة بهذا الحكم
Barang siapa yang melemparkan tuduhan kepada ‘Aisyah dengan tuduhan yang Allah Ta’ala jauhi dia dengan tuduhan itu, maka dia kafir dan tanpa perbedaan pendapat. Telah diceritakan adanya ijma tentang hal ini, lebih dari satu ulama yang menyatakan itu. Tentang hukum ini lebih dari satu ulama pula yang mengeluarkan hukum seperti ini. (Syubhat Rafidhah Haula Ash Shahabah, Hal. 31)
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah
Abu Bakar Al Marwadzi bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal:
أيما أفضل، معاوية أو عمر بن عبد العزيز؟». فقال: «معاوية أفضل! لسنا نقيس بأصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أحداً. قال النبي - صلى الله عليه وسلم -: خير الناس قرني الذي بعثت فيهم
Mana yang lebih utama, Mu’awiyah atau Umar bin Abdul Aziz? Beliau menjawab: Mu’awiyah lebih utama! Kami tidak pernah menyetarakan seorang pun dengan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: sebaik-baik manusia adalah pada zamanku yaitu di mana aku diutus pada mereka. (Abu Bakar Al Khalal, As Sunnah, 2/434)
Imam Sarakhsi Rahimahullah
Beliau berkata:
فمن طعن فيهم فهو ملحد منابذ للإسلام دواؤه السيف إن لم يتب
Barang siapa yang mencela para sahabat nabi, maka dia adalah mulhid (atheis) yang melawan Islam, maka boleh ditebas dengan pedang jika dia tidak bertobat. (Al Ushul, 2/134)

Imam Ibnu Hazm Az Zhahiri ketika disebutkan perkataan orang Nashrani, beliau berkata,
“Sedangkan perkataan mereka –Nashrani- yang menyangka bahwa orang Rafidhah telah mengubah Al Qur`an, maka sesungguhnya orang-orang Rafidhah itu bukan bagian dari kaum Muslimin; mereka adalah firqah buatan yang awal-awal muncul setelah wafatnya Rasulullah , sekitar 25 tahun kemudian… Ia adalah kelompok yang mengalir seperti mengalirnya Yahudi dan Nashrani dalam hal kebohongan dan kekufuran.” (Al Fashlu fil Milal wan Nihal, 2/ 213)
Ada pun para imam 4 madzhab sebagai berikut:
1. Madzhab Hanafi
Dari kalangan ulama Hanafiyah, “Jika seorang Rafidhi mencaci maki dan melaknat ‘Syaikhaini’ (Abu Bakar dan Umar) maka dia kafir, demikian halnya dengan pengkafiran terhadap Usman, Ali, Thalhah, az-Zubair dan Aisyah –semoga Allah meridhai mereka- (juga adalah kafir)” (Al Fatawa Al Hindiyah, 2/286)
2. Madzhab Maliki
Imam Malik berkata: “Jika dia berkata bahwa para sahabat itu (Abu Bakr, Umar, Utsman, Mu’awiyah, ‘Amr bin ‘Ash) berada di atas kesesatan dan kafir maka ia dibunuh, dan jika mencaci mereka seperti kebanyakan orang maka dihukum berat”. (Asy Syifa bi Ta'rif Huquq Al Mushthafa, 2/1108)
Imam Ibnu Katsir berkata:
ومن هذه الآية انتزع الإمام مالك -رحمه الله، في رواية عنه-بتكفير الروافض الذين يبغضون الصحابة، قال: لأنهم يغيظونهم، ومن غاظ الصحابة فهو كافر لهذه الآية. ووافقه طائفة من العلماء على ذلك.
Dari ayat ini, Imam Malik Rahimahullah memutuskan, dalam sebuah riwayat darinya, bahwa kafirnya Rafidhah (syiah) yaitu golongan yang marah kepada sahabat nabi. Beliau (Imam Malik) berkata: “Karena mereka murka kepada para sahabat, maka barang siapa yang murka kepada para sahabat nabi maka dia KAFIR menurut ayat ini. (maksudnya Al Fath: 29). Dan, segolongan ulama menyepakati fatwa Imam Malik atas kafirnya Syiah ini.
( Tafsir Al Quran Al Azhim, 7/362)
3. Madzhab Syafi'i
Dari kalangan ulama Syafi’iyah, “Dipastikan kafir setiap orang yang mengatakan suatu perkataan yang ujungnya berkesimpulan menyesatkan semua umat Islam atau mengkafirkan sahabat." (Imam An Nawawi, Raudhatuth Thalibin, 7/290)
4. Madzhab Hambali
Dari kalangan ulama Hanabilah, Imam Ibnu Taimiyah berkata:
“Siapa yang menganggap para sahabat Nabi telah murtad atau fasik setelah Nabi wafat, maka tidak ragu lagi bahwa orang itu kafir. " (Al Mukhtashar ash Sharim al Maslul, hal. 128).
Sekian. Wallahu A'lam
Oleh: Farid Nu'man Hasan

Advertisement

0 Response to "Menyegarkan kembali ingatan kita atas kafirnya rafidhah (syiah)"

Post a Comment