Sea Food dari Halal menjadi Haram, tau apa sebabnya?


Angciu dalam botol
Batam - Baru baru ini di Batam diadakan perlombaan memasak Gonggong , Gongong adalah sejenis siput yang hidup dilaut.  Rekor memasak gongong ini tercatat di rekor MURI, dalam hal paling banyak peserta yang memasaknya (kokinya) yaitu lebih dari  500 orang.
Hanya jumlah peserta terbanyaknya saja yang di catat, sementara jenis bumbunya atau pun cara penyajiannya tidak dinilai.
Acara ini diliput  di media cetak lokal,  terlihat dalam salah satu photo yang disajikan koran lokal Batam itu seorang koki dari salah satu perguruan tinggi di Batam sedang  mendemontrasikan cara memasak gongong dengan api menyala-nyala. Dalam photo itupun terlihat beberapa ibu-ibu yang pakai kerudung dan pejabat teras Kota Batam.
“Berdasarkan statement kokinya langsung pada demo masak kemarin semua bumbu masak alami dan tidak sedikitpun menggunakan alkohol” demikian tulis M Riza Pahlevi dari Batam Pos dalam sms nya menjawab pertanyaan YLKM Batam.  Selanjutnya Riza pun menuliskan bahwa semua hadirin yang menyaksikan kemarin pasti mendengarnya. Apa iya?
Penggunaan Ang Ciu
Mengingatkan saja untuk masyarakat Muslim penggemar sea food atau masakan laut.  Ada beberapa menu masakan laut  yang biasa di pesan dirumah makan atau restoran sea food, yaitu seperti sop ikan, ikan bakar, tumis kangkung, baby kaylan, udang goreng tepung, cah taoge ikan asin, sotong goreng tepung, cap cay dan lain – lain
Semua bahan jenis sea food yang disebutkan diatas adalah halal belaka, tetapi makanan itu yang tadinya halal bisa menjadi haram.   Apa yang menyala – nyala di dalam masakan Gongong yang sedang di demontrasikan itu? Tentu ada bahan yang ditambahkan kedalam masakan itu, sehingga dia dapat menyala-nyala dengan api yang sedemikian rupa. Itulah titik kritis dari makanan tadi yang semula halal menjadi haram.
Biasanya makanan yang proses masakannya dengan ditumis, tak lepas dari angciu yaitu bumbu masakan cina yang artinya adalah arak merah.
Angciu bukanlah suatu bahan tambahan atau bumbu yang ditambahkan alkohol melainkan angciu sendiri adalah artinya arak merah dalam bahasa cina.
Jelas sekali kalau arak adalah jenis khamar yang kadar alkoholnya sangat tinggi. Jadi seandainya ingin makan di sebuah restaurant yang menghadirkan makanan tersebut diatas, pastikan mereka tidak menggunakan arak tersebut.

Biasanya ciri-ciri rumah makan yang menggunakan angciu adalah pada saat memasak akan timbul nyala api yang cukup besar.

Ada yang mengatakan bahwa bumbu yang hanya ditambahkan sedikit saja tidak mengharamkan makanan tersebut. Padahal jelas dalam Alquran tidak ada ayat yg menyebutkan bahwa boleh ataupun halal mengkonsumsi alkohol sedikit misalnya 1 % .
Penggunaan angciu ini biasanya hanya sekedar sebagai aroma agar makanan tersebut tercium kelezatannya. Oleh karenanya sudah banyak rumah makan dan koki-koki yang sadar akan kehalalan, segera menggantikan angciu dengan air jahe segar atau bisa juga kecap asin yang ditambah dengan perasan air jeruk nipis atau lemon.
Kalau untuk restaurant jepang biasanya mereka menggunakan sejenis mirin atau sake (sejenis arak)untuk bumbu masakannya. Biasanya jarang restaurant jepang yang tidak melepaskan bumbu mirin ini.
Jadi Restaurant Jepang yang belum mendapatkan sertifikat halal biasanya kebanyakan memang masih menggunakan bumbu ini.
Jika Masakan cina yang sudah banyak dihidangkan dirumah makan pinggir jalan/pujasera ataupun food court bisa diakali dengan bumbu-bumbu alami yang lain, untuk masakan jepang agak sulit. Karena masakannya pun jarang dikonsumsi khalayak ramai sebagaimana masakan sea food ala cina (penulis mengatakan demikian karena budaya masakan cina memang sudah mendarah daging di Indonesia) dan kebanyakan di daerah-daerah yang mempunyai menu masakan yang berbeda-beda, masakan sea food ala cina ini pun sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga penyajiannya pun juga berbeda-beda.
Beberapa alternatif pengganti bahan-bahan tambahan yang beralkohol :
Ang Ciu : Alternatifnya adalah campuran kecap asin dan perasan jeruk limau.
Mirin : Alternatifnya adalah jus anggur yang dicampur dengan perasan air jeruk lemon.
Red Wine : Alternatifnya adalah jus anggur, jus cranberry dan jus tomat.
Bourbon : Alternatifnya adalah ekstrak vanilla, jus cranberry atau jus anggur.
Brandy : Alternatifnya adalah sirup buah cerry atau selai cerry.
Muscat : Alternatifnya adalah jus anggur yang ditambah dengan air dan gula putih.
Vodka : Alternatifnya adalah sari buah apel atau jus anggur dicampur dengan perasan jeruk nipis.
White brandy : Alternatifnya adalah anggur, sari buah apel, kaldu sayuran maupun air biasa.
Apple Brandy : Alternatifnya adalah jus apel tanpa pemanis.
(dari berbagai sumber)

Advertisement

0 Response to "Sea Food dari Halal menjadi Haram, tau apa sebabnya? "

Post a Comment