Cokelat : Mengapa jadi tidak halal ya? Apa sebabnya ?


Bandung - Gembiranya hati Meggi Dyah RioDavi dapat oleh-oleh dari suami tersayang, yaitu cokelat kegemarannya. Sebenarnya tidak jenis kelamin wanita saja yang senang dan menggemari cokelat, dari hasil penelitian jenis kelamin lelaki pun sama.
Setelah membaca tentang ditemuinya cokelat mengandung DNA babi di berbagai media, Meggi wanita asal Bandung inipun mulai ragu, apakah cokelat oleh-oleh dari sang suami, yang jauh-jauh dibawa dari Hongkong sana apakah halal di konsumsi?
     
Mengapa jadi tidak halal?



Coklat adalah bahan pangan yang unik karena berbentuk padatan pada suhu ruang akan tetapi akan mudah meleleh begitu coklat sampai di mulut.  Rasa coklat yang unik yang bila bergabung dengan gula dan susu akan memiliki rasa enak menyebabkan coklat digemari oleh banyak orang dari berbagai kalangan.
            Coklat dibuat dari biji coklat yang dihasilkan dari tanaman cacao (Theobroma cacao, L.).  Tanaman cacao pertama kali dikenal oleh bangsa Maya di Yukatan selatan di daerah Amerika Selatan.  Tanaman cacao telah ditanam oleh bangsa Aztec di Meksiko dan bangsa Inca di Peru ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Amerika Tengah.  Biji coklat pada masa itu dijadikan mata uang, selain itu biji coklat dibuat menjadi minuman dengan nama chocolatl.  Dari nama minuman itulah agaknya istilah coklat muncul.  Pada masa itu untuk membuat minuman chocolatl, biji coklat disangrai dalam suatu wadah yang terbuat dari tanah liat kemudian setelah itu digiling dengan menggunakan batu.  Hasil gilingan kemudian diuleni lalu dicampur dengan air sehingga menjadi suatu minuman.  Kedalam minuman ini seringpula ditambahkan vanila, rempah-rempah atau madu.

          
Meggi pun membolak balik kemasan cokelat, memeriksa semua ingredien yang tertulis apa saja, aduh....!!!???? sayang nya tak terlihat logo halal dalam kemasan dua jenis cokelat buatan dari negeri eropah itu. Dan terbaca ada listein terbuat dari nabati kacang soya. Gimana di makan gak ya?
Setelah bangsa Spanyol menaklukkan bangsa Meksiko, Don Cortez memperkenalkan minuman coklat di Spanyol pada tahun 1520an dimana pada saat itu gula ditambahkan kedalam minuman untuk mengatasi rasa pahit dan sepat dari minuman coklat yang tanpa gula.  Akan tetapi baru sekitar hampir seratus tahun kemudian minuman coklat dikenal lebih luas sebagai minuman yang sangat mahal dan kebanyakan merupakan minuman para aristokrat (bangsawan) Eropa.  Akan tetapi, sejak dibukanya kedai minum coklat di London pada tahun 1657, minuman coklat menjadi minuman orang kebanyakan, apalagi sejak penemuan penambahan susu kedalam coklat pada tahun 1727 oleh Nicholas Sanders.  Penambahan susu kedalam minuman coklat menjadikan minuman coklat susu digemari oleh masyarakat banyak.  Dengan berkembangnya teknologi pengolahan coklat seperti ditemukannya cara untuk mengeluarkan cocoa butter  dari biji coklat, ditemukannya proses Dutching untuk memudahkan coklat larut dalam air panas atau susu serta penemuan-penemuan lainnya, maka coklat menjadi bahan pangan yang digemari dan tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Meggi pun membolak balik kemasan cokelat, memeriksa semua ingredien yang tertulis apa saja, aduh....!!!???? sayang nya tak terlihat logo halal dalam kemasan dua jenis cokelat buatan dari negeri eropah itu. Dan terbaca ada listein terbuat dari nabati kacang soya. Gimana di makan gak ya? 
Dibawah ini sedikit kami uraikan cara dan proses pembuatan coklat. yang kami kutip dari bebrapa literatur.  

Proses Pembuatan Coklat

            Mula-mula biji coklat dikeluarkan dari buah coklat.  Biji coklat kemudian difermentasi dengan cara ditumpuk (satu tumpukan terdiri dari 25 - 2500 kg biji segar), ditutup dengan daun pisang lalu dibiarkan selama 5 – 6 hari.  Fermentasi ini biasanya dilakukan di lapang, di kebun dimana pohon cacao tumbuh dan cara ini biasa dipraktekkan di Afrika Barat.  Pada perkebunan coklat yang lebih luas seperti yang terdapat di Asia, fermentasi dilakukan dengan cara menempatkan biji coklat kedalam kotak-kotak kayu yang belubang, biasanya lubang berada di bagian bawah.  Selama proses ini terjadi perubahan-perubahan didalam biji coklat menghasilkan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan dalam pembentukan flavor (aroma dan rasa) coklat yang khas.
            Setelah proses fermentasi, biji coklat kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering jika cuaca tidak memungkinkan.  Biji coklat kering ini kemudian dibawa ke pabrik pembuatan coklat untuk diolah lebih lanjut.  Proses selanjutnya melibatkan proses pembersihan biji dan penyangraian biji coklat.  Penyangraian akan menghasilkan flavor (aroma dan rasa) coklat yang khas, disamping itu penyangraian juga akan mematikan mikroorganisme yang tumbuh pada biji coklat sehingga dapat memperpanjang masa simpan biji coklat yang telah disangrai.  Setelah biji coklat disangrai kemudian dilakukan pemisahan kulit biji coklat sehingga hanya bagian dalam biji coklat saja yang digunakan dalam proses selanjutnya.  Ada juga proses penyangraian biji coklat yang didahului dengan perlakuan panas terhadap biji coklat kemudian penghilangan kulit biji, barulah kemudian dilakukan proses penyangraian.
            Penggilingan biji coklat yang telah disangrai dan dihilangkan kulit bijinya akan menghasilkan apa yang disebut dengan cocoa mass atau sering disebut pula dengan istilah cocoa liquor.  Agar dapat dihasilkan coklat bubuk yang mudah larut dalam air panas atau susu, juga mempengaruhi flavor dan warna, maka biasanya dilakukan proses yang disebut dengan proses Dutching yaitu menambahkan larutan alkali, biasanya potasium karbonat kedalam biji coklat sebelum dilakukan penyangraian.  Istilah Dutching diambil karena proses ini pertama kali dikembangkan di Belanda pada abad 19.
            Cocoa liquor mengandung lemak yang relatif tinggi, bisa mencapai 55%.  Jika dikeringkan maka akan dihasilkan coklat yang mengandung lemak tinggi sehingga kurang bisa larut merata ketika coklat bubuk ini dibuat menjadi minuman yaitu dengan cara melarutkan bubuk coklat kedalam air panas.  Oleh karena itu lemak yang terdapat pada cocoa mass biasanya dihilangkan sebagian dengan cara melakukan pengepresan terhadap cocoa mass sehingga kadar lemak cocoa mass berkurang menjadi sekitar 8 – 24%.  Dari hasil pengepresan cocoa mass akan dihasilkan lemak yang disebut dengan cocoa butter dimana bahan ini sangat dibutuhkan untuk membuat berbagai jenis produk coklat.  Sisa hasil pengepresan cocoa mass adalah apa yang diistilahkan dengan cocoa press cake yang nantinya digiling sehingga menjadi coklat bubuk. Kebanyakan coklat bubuk mengandung lemak sekitar 20 – 22%, tapi yang mengandung lemak lebih rendah juga ada, sebagai contoh yang mengandung lemak 15 – 17% atau 10 – 12%.
            Untuk membuat produk-produk coklat maka dibuat coklat dalam bentuk cair, ada yang disebut dengan dark chocolate yang dibuat dari pencampuran gula, biji coklat dan cocoa butter.  Ada juga yang disebut dengan coklat susu (milk chocolate) yang dibuat dengan mencampurkan gula, cocoa butter, biji coklat dan susu penuh.  Agar diperoleh bahan yang seragam, flavor yang enak dan tekstur yang lembut maka dilakukan proses conching dengan menggunakan alat khusus dimana bahan-bahan campuran diaduk pada suhu dan waktu tertentu sehingga dicapai sifat yang diinginkan.  Coklat cair ini selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk-produk coklat termasuk digunakan sebagai bahan pelapis (coating).
            Jika hanya menggunakan bahan-bahan yang telah dijelaskan diatas maka dari segi kehalalan insya Allah tidak ada masalah.  Akan tetapi, dengan berkembangnya teknologi maka selalu dicari alternatif bahan yang lebih murah dengan sifat-sifat yang menyerupai coklat.  Hal inilah yang menjadikan produk coklat perlu diwaspadai kehalalannya karena adanya kemungkinan penggunaan bahan-bahan yang diragukan kehalalannya, disamping itu tentu saja dalam pembuatan produk coklat diperlukan bahan-bahan aditif dan ingredien lainnya yang tentu saja harus kita perhatikan karena kehalalan produk coklat pada akhirnya sangat bergantung kepada bahan aditif dan ingredien yang digunakan dalam pembuatan produk coklat tersebut. 
baca:  Cokelat : Mengapa jadi tidak halal ya? Apa sebabnya ? (2)


Advertisement

0 Response to "Cokelat : Mengapa jadi tidak halal ya? Apa sebabnya ?"

Post a Comment